Minggu, 30 Maret 2014

pendidikan keaksaraan

0 komentar

Mengenal Pendidikan Keaksaraan

Mengenal Pendidikan Keaksaraan
a. Pengertian Keaksaraan
Keaksaraan (Literacy) secara sederhana diartikan sebagai kemampuan untuk membaca, menulis dan berhitung. Bagi orang dewasa yang buta aksara, kecakapan keaksaraan tidak hanya sekedar dapat membaca, menulis dan berhitung, akan tetapi lebih menekankan fungsi dalam kehidupan sehari-hari (Archer, 1996) . Secara luas, Keaksaraan didefinisikan sebagai pengetahuan dasar dan keterampilan yang diperlukan oleh semua warga negara dan menjadi salah satu fondasi bagi penguasaan kecakapan-kecakapan hidup yang lain.
Program keaksaraan di Indonesia lebih dikenal dengan Program Pendidikan Keaksaraan Fungsional, sehingga secara terminologi (istilah) fungsional dalam keaksaraan, berkaitan erat dengan fungsi dan/atau tujuan dilakukannya Pembelajaran di dalam program pendidikan keaksaraan, serta adanya jaminan bahwa hasil belajarnya benar-benar “bermakna/bermanfaat”atau fungsional bagi “peningkatan mutu dan taraf hidup” warga belajar dan masyarakatnya.
Program ini ditujukan untuk melayani warga masyarakat yang tidak dapat membaca dan menulis yang dikarenakan mereka tidak dapat mengikuti atau menyelesaikan pendidikan di sekolah formal. Berdasarkan penelitian lintas negara yang dilaksanakan oleh UNESCO disimpulkan bahwa keberhasilan dalam program pemberantasan buta huruf berdampak pada menurunnya angka kematian ibu dan bayi, meningkatnya usia harapan hidup masyarakat (Zainudin Arief, 1997)
Program pendidikan keaksaraan merupakan bentuk layanan bentuk Pendidikan Non Formal untuk membelajarkan warga masyarakat buta aksara, agar memiliki kemampuan menulis,membaca, berhitung dan menganalisa, yang berorientasi pada kehidupan sehari – hari dengan memanfaatkan potensi yang ada dilingkungan sekitarnya, sehingga warga belajar dan masyarakat dapat meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.
b. Tujuan pendidikan keaksaraan
Program Pendidikan keaksaraan merupakan bentuk layanan Pendidikan Non Formal untuk membelajarkanmasyarakat buta aksara, agar memiliki keterampilan CALISTUNG, dan kemampuan fungsional untuk meningkatkan “mutu” dan “taraf’” hidupnya. Atas dasar uraian tersebut maka program pendidikan keaksaraan bertujuan untuk; meningkatkan ketrampilan membaca, menulis dan berhitung warga masyarakat buta aksara, agar melek aksara latin dan angka Arab, serta meningkatkan kemampuan fungsionalnya agar melek bahasa Indonesia dan pengetahuan dasarnya sehingga mutu dan taraf hidupnya menjadi lebih baik.
c. Prinsip penyelenggaraan pendidikan keaksaraan
Pendidikan keaksaraan sebagai salah satu layanan pendidikan non formal untuk membelajarkan warga masyarakat buta aksara, dan sebagai suatu pendekatan pembelajaran, merupakan cara untuk mengembangkan kemampuan seseorang dalam menguasai dan menggunakan keterampilan membaca, menulis, berhitung, mengamati dan menganalisis, yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari serta memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar.
Untuk mencapai hal tersebut, pendidikan keaksaraan diselengarakan dengan prinsip ;
1) Konteks lokal, adalah bahwa pembelajaran pendidikan keaksaraan dilaksanakan berdasarkan minat, kebutuhan, pengalaman, permasalahan dan situasi lokal serta potensi yang ada di sekitar warga belajar.
2) Desain lokal, tutor bersama warga belajar perlu merancang kegiatan pembelajaran di kelompok belajar, sebagai jawaban atas permasalah, minat dan kebutuhanwarga belajar.
3) Partisipatif, tutor perlu melibatkan warga belajar berpartisipasi secara aktif, dari mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil warga belajar .
4) Fungsionalisasi hasil belajar, dari hasil pembelajaran nya warga belajar diharapkan dapat memecahkan masalah keaksaraannya dan meningkatkan mutu dan taraf hidupnya.
d. Strategi pembelajaran pendidikan keaksaraan
Dalam rangka mengembangkan kemampuan warga belajar dalam menguasai dan menggunakan keterampilan membaca, menulis, berhitung, mengamati dan menganalisis, yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari serta memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar, maka strategi pembelajaran yang diterapkan adalah; membaca, menulis, berhitung, diskusi dan aksi (Calistungdasi). Kegiatan aksi dalam strategi pembelajaran pendidikan keaksaraan adalah merupakan pemanfaatan hasil belajar warga belajar atau fungsionalisasi hasil belajar.
2. Komponen penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan.
Komponen penyelenggaraan pendidikan keaksaraan terdiri; atas komponen utama, komponen pembelajaran dan komponen pendukung, yang masing terdiri atas -
unsur – unsur sebagai berikut :
2.1.Komponen utama, komponen utama penyelenggaraan pendidikan keaksaraan meliputi :
a. Warga belajar
b. Tutor,
c. Penyelenggara
d. Kelompok belajar
e. Tenaga Suport Sistem
f. Dana
2.2.Komponen pembelajaran
Komponen pembelajaran penyelenggaraan pendidikan keaksaraan terdiri atas;
a. Struktur/kurikulum program pembelajaran.
b. Program pembelajaran.
c. Proses pembelajaran.
d. Bahan dan media belajar.
e. Evaluasi belajar.
f. Fungsionalisasi hasil belajar.
2.3.Komponen Pendukung
Komponen pendukung pendidikan keaksaraan terdiri atas :
a. Pelatihan.
b. Pendampingan.
c. Bimbingan teknis.
d. Acuan – acauan.
e. Ragi belajar.
f. Birokrasi dan dukungan masyarakat

diambil dari :  http://pendidikankeaksaraan.blogspot.com/

Selasa, 25 Maret 2014

the legend of PLS A 2011

0 komentar

brosure PLS

0 komentar
dari depan

 dari belakang


untuk format publisernya silahkan download di sini

Selasa, 18 Maret 2014

diagnosis dan terapi keejahteraan sosial

0 komentar

Diagnosis   berarti duga / dugaan dalam bahasa inggris  sering disebut statement of the result ..... of these. Diagnosis dapat berarti diterminant of the vature yaitu memperkirakan suatu keadaan tertentu secara umum.
Pronogsis è statement
Ciri – ciri diagnosis:
1.      Suatu proses
2.      Mekanik
3.      Membaca data
4.      Kondisi setempat
5.      Informasi kultural
6.      Kundisi ekologis
7.      Historis
8.      Dll
Tahab diagnostik
1.      Peninjauan pusaka
2.      Fill risert
3.      Survey?
4.      Memahami perilaku komunitas
5.      Diagnosisi (popolasi)


 
Diagnosis                         sosial                     sosial
                                                                      comunity

pamflet try out simulasi SBMPTN mata air 2014

0 komentar

multikulturalisme

0 komentar


Secara epistimologis, multikulturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran/paham). Multikulturalisme sebenarnya merupakan konsep dimana sebuah komunitas dalam konteks kebangsaan dapat mengakui keberagaman, perbedaan, dan kemajemukan budaya baik ras, suku, etnis, dan agama. Bangsa yang multikultur adalah bangsa yang kelompok-kelompok etnik atau budaya yang ada dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip co-existence yang ditandai oleh kesediaan untuk menghormati budaya lain.



      untuk lebih jelasnya silahkan download ppt di SINI

Kamis, 13 Maret 2014

download macam macam pedoman juknis di PAUDNI

0 komentar

silah kan klik aja di sini      DOWNLOAD

Rabu, 12 Maret 2014

PAUD

0 komentar

Teori dan konsep PAUD (pendidikan anak usia dini)
teori



Pendidikan Anak Usia Dini  adalah upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada  anak sejak lahirsampai usia 6 tahun yang dilakuhkan melalui pemberian rangsang pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani  agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan selanjutnya. (Undang-undang Nomor 20 Tahun  2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional  Pasal 1 ayat 14)
PAUD merupakan suatu tahap pendidikan yang tidak dapat diabaikan, karena ikut menentukan perkembangan dan keberhasilan anak. Dengan adanya PAUD diharapkan anak akan tumbuh dan berkembang dengan identitas diri yang kuat, dalam arti dirinya sebaik dan setara dengan orang lain, bahkan lebih.
Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa pendidikan yang diperoleh pada usia emas sangat mempengaruhi perkembangan dan prestasi anak ketika dewasa. Bahkan masa depan bangsa dapat dikatakan bergantung pada kualitas pendidikan anak di usia emas ini
Pada dasarnya pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaran pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi, motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spritual), sisi emosional (sikap, perilaku, dan agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang di lalui oleh anak usia dini. 
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang melibatkan seluruh aspek pada anak, mencakup kepedulian akan perkembangan fisik, kognitif, dan social anak. Pembelajaran diorganisasikan sesuai dengan minat-minat dan gaya belajar anak.
Terdapat dua tujuan di selenggarakannya pendidikan anak usia dini, yaitu:
       a.          Tujuan utamanya  adalah  membentuk  anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta megaruhi kehidupan di masa dewasa.
b.      Membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar akademik di sekolah.

Proses pendidikan dan pembinaan PAUD  itu hendaknya dilakuhkan dengan tujuan memberikan konsep  yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata. Hanya pengalaman nyatalah yang memungkinkan anak  menunjukkan aktifitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan posisi pendidik sebagai pendamping, fasilitator dari anak. Melalui pendidikan diharapkan dapat menghindari  bentuk pembelajaran yang hanya berorientasi kepada kehendak guru yang menempatkan anak secara pasif dan guru menjadi dominan
 Adapun konsep PAUD  menurut para ahli  seperti rosseau, Pestalozzi, kinder garter,Frobel
1.    Konsep pemikiran rosseau berpandangan bahwa pada prinsipnya rosseau setuju dengan locke bahwa anak-anak berbeda dengan orang dewasa namun rosseneu menyoroti hal ini secara lebih positive
·         Anak –anak bukanlah wadah kosong / kertas kosong , melainkan sudah memiliki modal ,perasaan dan pemikirannya sendiri ini terjadi lantaran mereka berkembang menurut rencana alam, yang mendesak mereka untuk mengembangkan kemampuan dan perasaan yang berbeda di tingkat yang berbeda
·         Rosseu tidak mempercayai sama sekali kekuartan lingkungan , khususnya lingkungan sosial untuk membuat individu yang sehat
2.    Konsep Pestalozzi
·         Sangat mementingkan pendidikan keluarga , menurut Pestalozzi merupakan kunci pendidikan
·         Inti pendidikan  adalah pendidikan kesusilaan dan  pendidikan agama. Dasar pendidikan menurut dia adalah kodrat anak dan tujuan pendidikan
·         Tugas pendidikan agar anak dapat mengetakan dirinya sendiri (dapat hidup mandiri)
·         Dilihat dari segi pendidikan peztalozzi sangat menekankan pengembangan aspek sosial pada anak sehingga anak dapat melakuhkan adaptasi dengan lingkungan  sosialnya serta mampu menjadi anggota masyarakat  yang berguna
·         Pendidikan sosial ini akan berkembang jika mulai dari pendidikan keluarga yang baik
·         Pembelajaran harus mengikuti perkembangan alamiah konkrit ke abstrak , lingkungan dekat ke jauh , mudah ke sukar , gradual ke komulatif
3.    Pemikiran Frobel
·         Pemikiran Frobel banyak dipengaruhi oleh konsep rosseuw dan Pestalozzi yang cenderung bersifat naturalis
·         Dasar filosofis pendidikan Frobel berangkat dari pendapat bahwa segala sesuatu merupakan satu kesatuan yang dikuasai  oleh satu hokum dan sumber yang sama yakni “tuhan”
·         Pendidikan menurut Frobel adalah pendidikan yang memperhatikan kesesuaian antara kebutuhan dengan dunia anak
·         Frobel menyakini bahwa secara kodrati setiap manusia memiliki potensi untuk membangun dirinya sendiri oleh karena itu  dalam membidik , anak harus dibuat aktif sesuai dorongan dalam dirinya
Standar PAUD merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan karakteristik penyelenggaraan PAUD. Standar PAUD terdiri atas empat kelompok, yaitu:  Standar tingkat pencapaian perkembangan,  Standar pendidik dan tenaga kependidikan, Standar isi, proses, dan penilaian dan Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
1.      Standar tingkat pencapaian perkembangan
Standar ini berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan suatu tingkat pencapaian akademik.
2.      Standar pendidik dan tenaga kependidikan
Memuat kualifikasi dan kompetensi yang disyaratkan. Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas, merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik bertugas di berbagai jenis layanan baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal. Di jalur formal terdiri dari guru dan guru pendamping, sedangkan di jalur non formal pendidik PAUD terdiri dari guru, guru pendamping, dan pengasuh.
Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, dan pengawasan. Pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada lembaga PAUD. Di jalurformal terdiri dari Pengawas, Kepala TK/RA, Tenaga Administrasi, dan Petugas Kebersihan. Dan untuk jalur PAUD Nonformal terdiri dari Penilik, Pengelola, Administrasi, dan Petugas Kebersihan.[6]
3.      Standar isi, proses, dan penilaian
Meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program yang dilaksanakan secara terpadu sesuai dengan kebutuhan anak dan kondisi setempat. Struktur program meliputi, bidang pengembangan pembentukan perilaku, bidang pengembangan kemampuan dasar,melalui kegiatan bermain dan pembiasaan

Perbandingan teori/konsep paud dengan  hasil obserfasi
Bentuk TK islam tunas melati itu dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama bu diah ,  di sini bukan hanya terdapat TK saja akan tetapi juga terdapat KB ( Kelompok bermain) berbicara tentang TK tersebut dibagi menjadi 4 sentra, yaitu
1.    Sentra imtaq
Disentra ini peserta didik diajarkan tentang keagamaan seperti wudhu, membaca huruf hijayyiah (iqro’) hafalan surat” pendek, asma’ul husna, dan lain sebagainya dan mereka diberi cerita islami juga sepertihalnya  kisah  jalut dan talut
2.    Sentra peran
3.    Sentra
4.    Sentra
-          Setiap pagi  peserta didik sebelum memasuki sentra masing masing itu di kumpulkan di taman dan  diajak bermain dulu untuk melatih psikomotorik mereka, dalam proses belajarnya itu  setiap kelas itu tidak semua yang aktif  mungkin  ada yang hanya beberapa da nada yang banyak juga yang aktif, tapi untuk aktif keseluruhannya itu sangat sulit walaupun dalam satu kelas itu ada 2 pendidik yaitu terdiri dari guru kelas dan guru sentra  tetapi mereka masih kualahan juga membimbing anak anak tersebut yang hanya bisa mereka lakuhkan adalah melakuhkan hal  yang terbaik yang mereka bisa (semampunya) di dalam peserta didik itu ada yang mempunyai kebutuhan khusus seperti  lambat dalam perkembangan berbicara dan sulit untuk bersosialisasi dengan yang lainnya malah kata salah satu guru disana itu pada awalnya anak ini tidak mau berbicara dengan yang lainnya malah mencelakai dengan memukuli yang lainnya malah semuanya pernah dibikin nangis olehnya. Olah karena itu oleh pihak TK dia diberikan perawatan khusus untuk perkembangannya, yang kami amati dalam praktek  kemari itu ada yang unik Dalam proses pembelajaran  tersebut ketika peserta didik sedang sibuk mengerjakan tugas yang telah diberikan seperti mewarnai anehnya kami juga menemukan pendidik yang ngobrol sendiri dengan pendidik yang lain dan itu cukup terdengar oleh para peserta didik,  da nada pendidik yang membuatkan lagu untuk seorang anak yang lagi nakal dan hal itu hal itu bukankan membuat anak yang melakuhkan hal yang nakal itu semakain  terkucilkan.
-          Menyentuh ke struktur birokrasi TK islam tunas melati itu kepala sekolahnya adalah lulusan dari UT sungguh ironis sekali Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar  kemana kah arah alumni mahasiswa jurusan paud dari perguruan ternama seperti UNY, UMY,dan lain lain


Selasa, 11 Maret 2014

ya asiqol mustofa

0 komentar

liricnya ya asyiqol mustofa

FIAN, FANIN & RIJAL LYRIC
Ya Asyiqol Musthofa
Ya Asyiqol Musthofa Absyir Binainil Muna -|
Qoq Roqokas sus Shofa As Shofa.. |
| 2X
Watoba Waqtul Hana Qod Roqokas Shofa |
Watoba Waqtul Hana -|
Nurul Jamali Bada Min Wajhi Syamsil Huda 2X
Wajhi Syamsil Huda 3X
Thohalladzi Billiqo.. -| 2X
Qod Faza Lammar Taqo.. -| 2X
Min Fadlihi Amana... Amana 2X
Watoba Waqtul Hana Qod Roqokas Shofa
Watoba Waqtul Hana
Ya Asyiqol Musthofa Absyir Binainil Muna -|
Qoq Roqokas sus Shofa As Shofa.. |
| 3X
Watoba Waqtul Hana Qod Roqokas Shofa |
Watoba Waqtul Hana -|
dikutip dari : http://www.verselib.com/fian,-fanin-%26-rijal-lyrics-ya-asyiqol-musthofa/A7EB0A



 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com